– Dina Mahardika Bermimpi Tembus Eropa
Terassulsel.com, Makassar – Namanya Dina Mahardika. Biasa akrab disapa Bang Dina. Di kalangan seniman, ia dipanggil seniman gila.
Julukan itu didapati karena pekerjaannya yang ekstrem. Mulai kotoran sapi dijadikan media melukis. Tidak hanya itu, berburu biawak demi mendapat kulitnya.
Ditemui dikediamannya di Kampung Lette, Kota Makassar, Sulsel. Dengan kaos oblong dibalut celana pendek, Bang Dina tampil sederhana saat menemui awak media Terassulsel.com, 26 Oktober 2024.
Bang Dina bercerita awal mulanya berselancar didunia lukis. Berdarah Bali ( sang Kakek ), dirinya ada di Kota Daeng sejak Tahun 2010 silam.
Ditahun itu dirinya awal mula injakkan kakinya di Kota Daeng, dan lalu menukahi seorang wanit asal Makasar.
Bang Dina berkata, sudah 14 tahun dirinya dikota ini. Bang Dina yang memiliki darah Bali. Tiba – tiba ide muncul melukis dengan media Kotoran Sapi.
Rupanya, karya seninya mendapatkan apresiasi dan beragam kata dari para pecinta lukisan.
Karya seni yang unik itu sering ditampilkan dibeberapa event dan pameran.
Kreatifitas dan idenya sebagai seniman tidak sampai disitu. Bang Dina lalu memunculkan ide barunya yang mau dibilang ekstrem.
Berburu kulit biawak untuk dijadikan kerajinan seperti tas, dompet, topi dan beberapa karya kerajinan lainnya.
Untuk memenuhi stok kerajinannya tersebut, disetiap musim hujan. Dirinya berburu biawak bersama beberapa kerabatnya.
Berburu biawak pun juga bukan sembarang biawak yang ia bidik. Harus ukuran besar untuk dijadikan.
Berkat karya seninya yang ekstrem dan unik. Bang Dani berhasil membuka galeri dirumahnya sendiri.
Galerinya yang terletak di Kampung Lette RT4, RW 4, Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Mariso, dipenuhi karya seni dari berbagai jenis kulit. Biawak yang baru diburu juga nampak bergelantungan di tempat produksi yang diberi nama Galeri Wong Sinting.
Sekarang, ia sudah punya 5 asisten. Semua masih dikerjakan manual alias tanpa mesin.
Namun menurutnya, justru dengan manual ini yang membuat produknya mahal karena punya karya seni tersendiri. Pencinta seni lebih suka.
Selain kulit biawak, ia juga memproduksi berbagai kerajinan dari kulit kuda dan ikan kulit pari. Kulit kuda tersebut dibeli langsung di pasar kuda Kabupaten Jeneponto, sedangkan ikan pari diperoleh dari para nelayan.
Karya-karya ini diakui sudah sampai di berbagai negara. Bule yang berkunjung sudah banyak membeli karyanya melalui beberapa pameran yang diikuti.
Mulai pameran yang diselenggarakan Pemkot Makassar, Pemprov Sulsel, hingga nasional.
Karya – karya seninya ini lalu dilirik PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi. Apalagi kata dia, Galeri Wong Sinting mendapatkan perhatian khusus dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi lalu memberikannya modal hingga difasilitasi untuk ikut berbagai pameran di luar kota.
Berkat ini, Bang Dina mengaku sudah mampu meraup jutaan rupiah per bulan. Karya-karyanya dijual dengan harga bervariasi.